Sabtu, 13 November 2010

Apa sih wireline logging itu?

Bagi orang awam tentu akan timbul pertanyaan itu. Terus terang pekerjaan ini memang sangat khusus, jadi tidak banyak yang mengenal. Saya pun agak kesulitan untuk mencari terjemahannya ke bahasa Indonesia. Dan untuk lebih memperkenalkannya, akan saya coba untuk memakai bahasa yang sederhana dan mengambil contoh yang banyak diketahui orang pada kehidupan sehari-hari.

Pertama kita akan mencoba membedakan antara minyak dan air. Kalau keduanya ada di permukaan dan dapat disentuh, tentu akan mudah untuk membedakannya. Tapi seandainya kedua fluida (cairan) itu berada di tempat yang tidak dapat kita lihat dan kita sentuh, maka kita memerlukan peralatan yang bisa membedakan keduanya.

Kira-kira parameter apa yang bisa membedakan keduanya? Selain berat jenisnya yang sudah pasti berbeda, juga resistivitas (tahanan jenis) keduanya berbeda. Minyak memiliki resistivitas yang lebih tinggi dari air. Dan air di dalam formasi biasanya juga mengandung garam, sehingga membuat resistivitasnya relatif lebih kecil dari minyak. Pengukuran kedua fluida ini juga dipengaruhi oleh batuan dan lingkungan sekitarnya. Kadang perbedaan resistivitas keduanya bisa tidak terlalu jauh.

Dan karena kita akan mengukurnya di bawah permukaan tanah, maka kedalamannya pun perlu diukur. Maka diperlukan peralatan untuk mengukur kedalamannya (depth measurement) juga. Maka dari pengukuran kedua alat ini, yang digabungkan dalam komputer, kita akan mendapatkan data logging. Contoh data logging adalah seperti di bawah ini.

Nah, sekarang bisa dilihat pada kedalaman (misalkan kedalaman dalam satuan meter) berapa ada minyaknya? Hmm.. ternyata juga ada gasnya. Di blog berikut kita akan bahas tentang pengukuran porositas dan densitas (berat jenis), sehingga bisa lebih jelas melihat data logging di bawah ini. Untuk sementara saya tidak akan masukkan humus-rumus supaya tidak menambah pusing ... Nah selamat belajar menjadi log analist.


                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar